Minggu, 28 Agustus 2016

HAMA DAN PENYAKIT BUAH NAGA SERTA PENGENDALIANNYA







A. HAMA BUAH NAGA


TUNGAU (TETRANYCUS SP.)

Tungau berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai laba-laba dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tanaman. Serangga dewasa berukuran kurang lebih 1 mm dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman buah naga dengan cara menghisap cairan batang dan cabang. Akibatnya dipermukaan kulit batang atau cabang tanaman yang terserang muncul bintik-bintik kuning atau cokelat. Serangan yang berat akan menyebabkan tanaman buah naga tumbuh tidak normal.


Pengendalian tungau bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang tungau diberikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.





KUTU KEBUL (BEMISIA TABACI)

Salah satu hama utama dalam budidaya buah naga adalah kutu kebul. Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarna putih, dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa biasanya berkelompok pada permukaan bagian bawah cabang. Jika tanaman disentuh biasanya serangga akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejala serangan kutu kebul pada tanaman buah naga ditandai dengan adanya bercak nekrotik akibat rusaknya sel-sel dan jaringan tanaman pada batang atau cabang yang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang merupakan media tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan langsung pada tanaman, kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan sebagai vektor penular virus tanaman. Kerugian akibat serangan kutu kebul dapat mencapai 20-100%. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 60 jenis virus yang berpotensi ditularkan oleh kutu kebul.

Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan secara kultur teknis, yaitu dengan menerapkan metode strip-planting yaitu penerapan tanaman perangkap. Tanaman perangkap bisa ditanam mengelilingi areal budidaya buah naga sehingga membentuk pagar yang rapat. Beberapa tanaman yang efektif digunakan sebagai perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bunga matahai, kacang panjang, dan buncis. Selain penerapan strip planting, pengendalian gulma juga harus dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensi sebagai inang kutu kebul.

Untuk mengurangi populasi serangga bisa dengan pemasangan alat perangkap yellow trap sebanyak 40 buah/ha. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami kutu kebul, antara lain sebagai berikut :




1. Kumbang predator Menochilus sexmaculatus (Coccinelidae) yang memiliki siklus hidup 18-24 hari dengan kemampuan memangsa nimfa kutu kebul sebanyak 200-400 ekor. Satu ekor kumbang betina mampu menghasilkan telur sebanyak 3.000 butir.

2. Parasitoid Encarcia formosa, satu ekor serangga betinanya mampu menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir.

Penyemprotan pestisida nabati seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut harus dilakukan secara rutin dengan interval 3-4 hari sekali.

Untuk memperkuat kondisi tanaman agar mampu bertahan dari infeksi virus yang ditularkan oleh kutu kebul maka diperlukan penyemprotan mengunakan nutrisi organik secara rutin dengan interval 7 hari sekali. Pemberian nutrisi organik bertujuan untuk memberikan asupan yang cukup pada tanaman, sehingga tanaman tetap sehat. Tanaman yang sehat memiliki daya tahan yang baik dari serangan hama penyakit.





KUTU SISIK (PSEUDOCOCCUS SP.)

Hama ini lebih menyukai berapa pada bagian batan atau cabang tanaman buah naga yang tidak terkena sinar matahari. Batang atau cabang tanaman terserang telihat kusam.

Pengendalian hama Peudococcus sp. bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.





KUTU BATOK (ASPIDIOTUS SP.)

Hama kutu batok menyerang tanaman buah naga dengan cara mengisap cairan batang atau cabang, sehingga pada bagian tanaman terserang berwarna kuning.

Pengendalian hama Kutu Batok (Aspidiotus sp.) bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.





BEKICOT

Hama bekicot menyerang tanaman buah naga terutama pada musim hujan. Bekicot menyerang tanaman buah naga pada malam hari dengan cara menggerogoti batang atau cabang tanaman sehingga bagian tanaman yang luka berpotensi terinfeksi oleh penyakit sekunder yang disebabkan oleh fungi maupun bakteri.

Pengendalian bekicot bisa dilakukan secara fisik yaitu dengan melakukan pengontrolan lahan dan mengambil berkicot yang menempel pada tanaman Lebih efektif pengendalian dengan cara ini dilakukan pada malam hari, karena bekicot memiliki aktifitas yang tinggi pada malam hari.





SEMUT

Pada umumnya, semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Bunga buah naga memiliki aroma khas dan mengeluarkan cairan yang berasa manis. Semut menyerang dengan mengerubungi bungan yang baru kuncup dan mengakibatkan kulit buah akan berbintik-bintik cokelat. Hal ini tentunya mengakibatkan kualitas buah turun dan harga menjadi rendah. Pengendalian dilakukan dengan menaburkan kapur di sekitar batang utama.





BURUNG

Gangguan burung umumnya jarang terjadi sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Biasanya burung menyerang buah naga yang telah masak. Pemanenan tepat waktu dapat mengurangi resiko serangan burung tersebut.





B. PENYAKIT BUAH NAGA

BUSUK PANGKAL BATANG

Penyakit busung pangkal batang umumnya menyerang pada saat awal penanaman. Gejala serangan ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang sehingga menyebabkan batang berair dan berwarna kecokelatan. Pada daerah terserang terdapat bulu-bulu putih halus yang merupakan miselium cendawan. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. dan lebih sering menyerang tanaman pada saat cuaca lembab.

Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan drainase dan kelembaban pada saat musim hujan. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.





BUSUK BAKTERI

Serangan penyakit ini desebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala tanaman yang terserang penyakit busuk bakteri ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang, terdapat lendir putih kekuningan pada daerah serangan, serta tanaman tanpak kusan dan layu.

Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.





FUSARIUM



Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium. Gejala serangan antara lain cabang tanaman berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Secara umum gejala yang tampak hampir sama dengan serangan penyakit busuk bakteri.

Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.

BUDIDAYA BUAH NAGA







SYARAT TUMBUH

  Tumbuh pada dataran rendah sampai menengah
   ( 0 – 400 m dpl).
  Ph tanah 6 – 7
  Bisa tumbuh pada lahan kering dengan curah hujan 750
   mm/ tahun  dan  
      curah hujan tinggi 1000 – 1300 mm /tahun.
  Membutuhkan intensitas penyinaran tinggi ( tidak boleh
   ternaunggi)
  Suhu iklim mikro 26 derajat - 36 derajat celcius.
  Kondisi lahan tidak boleh tegenang air yang membuat akar
   menjadi busuk  ( dibuat guludan atau dibokor ) .

MEMILIH BIBIT BUAH NAGA
Saat ini terdapat beberapa spesies tanaman buah naga yang banyak dibudidayakan. Jenis-jenisnya buah populer yaitu:
    Hylocereus undatus kulitnya merah dengan daging buah putih
    Hylocereus polyrhisus kulit merah dengan daging buah merah
    Hylocereus costaricensis kulit merah dengan daging buah merah pekat agak
   Keunguan
    Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning dengan daging buah putih
Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:

    Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
    Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
    Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
    Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
    Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
    Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
    Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
    Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
    Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
    Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
    Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

a. Pembuatan tiang panjat
Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

b. Pengolahan Tanah
Persiapan Lahan
  Pembersihan lahan ( Land Clearing)
  Untuk tanah dengan ph dibawah 6 perlu adanya
   pengapuran dengan dosis 1,2 ton /Ha, dengan cara ditabur
   merata ke seluruh lahan.
  Pengajiran dengan jarak tanam 3 x 3 meter
  Pemasangan tiang panjatan buah naga dengan tinggi 2
   meter dan ditancapkan masuk kedalam tanah sedalam 40
   cm ( untuk tiang bisa menggunakan kayu atau tiang cor ).
  Pemupukan awal dengan diberikan pupuk kandang
   sebanyak 10 Kg per tiang dengan cara dibokor di sekeliling
   tiang.( Interval pemupukan pupuk kandang dengan
   penanaman bibit stek berjarak minimal 2 minggu )

PENANAMAN BIBIT BUAH NAGA

Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.

Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.


Pemupukan dan perawatan

a. Pemupukan

Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.

Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.

b. Penyiraman

Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.

Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.

Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

c. Pemangkasan

Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.

Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.

Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.

Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.

Pemanenan

Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal.

Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman. Berarti dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.

Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.

Sabtu, 27 Agustus 2016

SEJARAH BUAH NAGA




Buah Naga sering juga disebut dengan berbagai nama yaitu pir strawberry, buah kaktus, kaktus orchid, kaktus manis dan kaktus madu.Buah Naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Pohon buah ini memiliki karakteristik dimana terdapat duri pada setiap ruas batangnya.Buah Naga merupakan tanaman asli Amerika Tengah yaitu negara Meksiko, Costa Rica, El Salvador, Guatemala.
Menurut literatur Aztec, buah Naga yang dikenal dengan buah Pitahaya di tempat asalnya tersebut, mulai berkembang pada abad ke-13.Di Vietnam, di mana buah tersebut tumbuh secara ekstensif, Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias.Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah.Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar.
Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga).
Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga)..Malaysia adalah wilayah lain dimana dapat ditemukan buah Naga tersebut, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 di daerah Sitiawan, Johor dan Kuala Pilah, Kolombia, Nikaragua dan tempat-tempat lain merupakan tempat di mana buah Pitahaya ditanam untuk tujuan komersial.Perkembangan buah naga di daerah ini membuktikan fakta bahwa buah kaktus Pitaya tersebut membutuhkan iklim yang hangat sehingga menjadi subur dan baik di daerah semi-kering.